© 2025. All rights reserved.

hero image
8 Proses Pembuatan Kecap Mudah dan Wajib Kamu Ketahui!
Beranda / Artikel / 8 Proses Pembuatan Kecap Mudah dan Wajib Kamu Ketahui!

8 Proses Pembuatan Kecap Mudah dan Wajib Kamu Ketahui!

Feb 2025, 5 —

Proses Pembuatan Kecap

Halo, Sahabat Korma!

Siapa sih yang tidak kenal dengan kecap? Bahan dapur yang satu ini selalu jadi sahabat setia di setiap masakan kita. Dari nasi goreng yang bikin ngiler, mie yang kenyal, hingga berbagai hidangan sehari-hari yang selalu membuat kita ingin nambah. Tapi, pernahkah kamu penasaran bagaimana sih kecap ini dibuat sehingga rasanya bisa begitu manis dan gurih? Yuk, kita sama-sama eksplorasi artikel ini untuk memahami lebih dalam tentang proses pembuatan kecap dan bioteknologi konvensional.

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional adalah cabang bioteknologi yang menggunakan teknik dan metode tradisional untuk memanfaatkan organisme hidup, sel, atau bagian dari organisme untuk menghasilkan produk atau proses yang bermanfaat bagi manusia. Berbeda dengan bioteknologi modern yang sering melibatkan teknik rekayasa genetik dan manipulasi DNA, bioteknologi konvensional lebih berfokus pada penggunaan proses alami dan tradisional.

Di Indonesia, bioteknologi konvensional telah diterapkan sejak ribuan tahun yang lalu. Masyarakat tradisional telah menggunakan teknik fermentasi untuk menghasilkan berbagai produk makanan, salah satunya adalah kecap. Proses pembuatan kecap bioteknologi mencerminkan kearifan lokal dan menunjukkan bagaimana pengetahuan tentang mikroorganisme telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Proses Pembuatan Kecap Bioteknologi Konvensional

sumber: Freepik.com/Jcomp

Pembuatan kecap menggunakan bioteknologi konvensional melibatkan beberapa langkah yang sistematis dan memanfaatkan bahan-bahan alami. Dalam proses ini, jamur Rhizopus sp dan biji kedelai hitam menjadi bahan utama. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai tahapan proses pembuatan kecap tersebut:

1. Penyortiran Bahan Baku

Sumber: Freepik.com/Jcomp

Langkah pertama adalah penyortiran biji kedelai hitam. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran seperti batu, kerikil, dan tanah. Selain itu, biji kedelai yang digunakan harus dalam kondisi baik, yaitu tidak rusak, tidak keriput, dan bebas dari serangan hama atau penyakit. Penyortiran biasanya dilakukan dengan cara menempatkan biji kedelai di atas tampah dan kemudian ditampi untuk memisahkan biji yang tidak layak.

2. Pencucian

proses pencucian kedelai

sumber: Freepik.com/Freepik

Setelah proses penyortiran, biji kedelai dicuci dengan air bersih. Pencucian ini penting untuk menghilangkan kotoran yang mungkin masih menempel pada biji kedelai, sehingga memastikan kebersihan bahan baku sebelum proses selanjutnya.

3. Perebusan Pertama

Biji kedelai hitam yang telah dicuci kemudian direbus selama sekitar 2 jam. Dalam tahap ini, biji kedelai dimasukkan ke dalam panci dan direbus dengan kompor. Agar biji kedelai terendam dengan baik, diperlukan air sebanyak 2,5 kali volume biji kedelai. Perebusan ini bertujuan untuk mematangkan biji kedelai dan memudahkan proses pengupasan.

4. Penirisan

Setelah perebusan, biji kedelai ditiriskan menggunakan kalo selama 30 menit hingga 1 jam. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa air dari biji kedelai yang telah direbus, sehingga biji kedelai menjadi dingin dan siap untuk tahap berikutnya.

5. Penjamuran

Pada tahap ini, biji kedelai yang telah ditiriskan dijamur dengan menggunakan laru kecap. Untuk setiap 1 kg biji kedelai, diperlukan 1 gram laru jenis Rhizopus sp. Penjamuran ini penting untuk memulai proses fermentasi yang akan menghasilkan enzim yang diperlukan dalam pembuatan kecap.

6. Penggaraman

Setelah proses penjamuran, biji kedelai yang telah berjamur dicampur dengan larutan garam 20%. Larutan ini dibuat dari 200 gram garam yang dilarutkan dalam 1 liter air. Sebagai acuan, untuk 1 kg biji kedelai, dibutuhkan 4 liter larutan garam. Proses ini membantu dalam pengawetan dan memberikan rasa pada kecap.

7. Penyaringan Pertama

Setelah penggaraman, campuran tersebut disaring menggunakan kalo. Hasil dari penyaringan ini adalah filtrat, yang merupakan cairan yang akan digunakan untuk membuat kecap, dan ampas, yang merupakan sisa-sisa biji kedelai.

8. Perebusan Kedua

Filtrat yang dihasilkan kemudian direbus kembali. Pada tahap ini, gula kelapa yang telah dicairkan, bumbu penyedap, dan air bersih ditambahkan ke dalam filtrat. Sebagai perbandingan, untuk setiap 1 liter filtrat, diperlukan 2 kg gula kelapa yang dilarutkan dalam 0,5 liter air. Perebusan ini bertujuan untuk mengentalkan dan memperkaya rasa kecap.

9. Penyaringan Kedua

Setelah perebusan kedua, filtrat disaring lagi menggunakan kain penyaring untuk memastikan bahwa semua partikel padat terpisah dari cairan, sehingga menghasilkan kecap yang lebih halus.

10. Pembotolan

Tahap terakhir adalah pembotolan. Kecap yang telah disaring dimasukkan ke dalam botol bersih. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga kebersihan dan kualitas kecap yang dihasilkan.

Alat dan Bahan Membuat Kecap

1. Kedelai

Kedelai dipilih sebagai bahan utama karena kandungan proteinnya yang tinggi dan kemudahan dalam proses fermentasi. Fermentasi kedelai dilakukan dengan bantuan mikroorganisme seperti jamur Aspergillus oryzae, yang menghasilkan zat-zat yang memberikan rasa gurih atau umami pada kecap korma. Proses ini tidak hanya menciptakan rasa yang khas, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dengan melepaskan asam amino esensial dan komponen bioaktif lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti peptida dan isoflavon.

2. Gula Merah atau Gula Kelapa

Kecap manis mendapatkan rasa manisnya yang khas dari gula merah atau gula kelapa. Kedua jenis gula ini dipilih karena memiliki rasa manis yang kompleks dengan sentuhan karamel, yang sangat cocok untuk memberikan karakter unik pada kecap. Gula merah dan gula kelapa dihasilkan dari getah pohon aren atau kelapa, yang dimasak hingga mengental dan berwarna cokelat. Penggunaan kedua jenis gula ini tidak hanya memberikan warna gelap pada kecap manis, tetapi juga menciptakan tekstur yang sedikit kental.

3. Garam

Selain rasa manis, kecap manis juga memiliki sentuhan rasa asin yang berasal dari garam. Garam berfungsi sebagai penyeimbang rasa, menjaga agar rasa manis tidak terlalu dominan. Selain itu, garam juga membantu proses fermentasi kedelai dan bertindak sebagai pengawet alami, memperpanjang umur simpan kecap.

Tanpa garam, kecap manis mungkin akan terasa terlalu manis dan kurang seimbang. Kombinasi manis dan asin inilah yang membuat kecap manis dapat digunakan dalam berbagai jenis masakan.

4. Air

Air adalah komponen penting dalam pembuatan kecap manis. Fungsinya adalah untuk melarutkan bahan-bahan seperti kedelai, gula, dan garam, sehingga membentuk konsistensi kecap yang kental dan mudah digunakan. Kualitas air yang digunakan sangat berpengaruh terhadap rasa dan kebersihan kecap yang dihasilkan.

Penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan bersih dan steril, karena air yang terkontaminasi dapat mengganggu proses fermentasi. Proses fermentasi memerlukan lingkungan yang higienis untuk mencegah kontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan, sehingga memastikan hasil akhir kecap manis yang berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Dengan demikian, pemilihan dan pengolahan air yang tepat adalah langkah penting dalam menghasilkan kecap manis yang lezat dan berkualitas.

5. Rempah-rempah (Opsional)

Dalam beberapa resep, produsen kecap manis sering menambahkan rempah-rempah untuk memberikan aroma dan rasa yang lebih khas. Beberapa rempah yang umum digunakan antara lain bawang putih, jahe, dan cengkeh. Meskipun tidak selalu menjadi bahan wajib, penambahan rempah-rempah ini dapat memberikan dimensi rasa yang lebih kaya dan aroma yang menggugah selera pada kecap manis.

Proses penambahan rempah biasanya dilakukan setelah fermentasi selesai, untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan pada proses kimiawi yang terjadi pada kedelai. Dengan menambahkan rempah-rempah di tahap akhir, kecap manis dapat memperoleh karakteristik unik yang membedakannya dari produk lainnya, menjadikannya lebih menarik dan lezat.

Jenis Kecap dan Proses Pembuatan Kecap

1. Kecap dari Proses Fermentasi

Kecap yang dihasilkan melalui proses fermentasi, atau yang sering disebut sebagai peragian, melibatkan penggunaan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Proses ini memanfaatkan bahan baku seperti kedelai, yang difermentasi untuk mengubah komposisi kimianya.

Contoh: Salah satu contoh kecap yang dihasilkan dari proses ini adalah tauco, yang merupakan kecap kedelai yang difermentasi.

2. Kecap dari Proses Hidrolisis

Kecap yang dihasilkan melalui proses hidrolisis dikenal sebagai kecap modern. Proses ini melibatkan pemecahan protein dan karbohidrat menjadi komponen yang lebih sederhana dengan bantuan enzim atau asam.

3. Kecap Hasil Fisis

Kecap hasil fisis merupakan produk yang dihasilkan melalui kombinasi metode fisik dan hidrolisis. Proses ini memungkinkan penciptaan kecap dalam waktu yang lebih singkat, sambil tetap memberikan fleksibilitas dalam mengatur citarasa.

#KecapKorma #KormaBerbagi #HalalanThayyiban #Sejak1948

Tags:

#Kecap